Penandatanganan Trade Agreement and Technical Cooperation on Trade antara Indonesia dengan Timor Leste
Dalam rangka dan mengembangkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Timor Leste Perdana Menteri Timor Leste, H.E. Mr. Kay Rala Xanana Gusmao telah berkunjung ke Indonesia pada tanggal 28 April – 2 Mei 2008. Salah satu agenda dari kunjungan tersebut adalah meningkatkan kerjasama ekonomi dan perdagangan antar kedua Negara. Dalam kunjungannya, Perdana Menteri Timor Leste didampingi oleh 9 (Sembilan) Menteri yang terdiri dari Menteri Luar Negeri; Menteri Pariwisata, Perdagangan dan Industri; Menteri Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan; Menteri Pertanian dan Perikanan; Menteri Hukum; Menteri Pendidikan; Menteri Infrastruktur; serta Menteri Administrasi Negara dan Teritorial.
Sebagai negara yang baru merdeka pada tahun 1999, perekonomian Timor Leste (RDTL) masih sangat tergantung pada bantuan luar negeri. Disamping itu, juga masih menghadapi masalah di bidang Sumber Daya Manusia. Diharapkan Indonesia dapat memberikan bantuan bagi pelatihan di bidang perdagangan, administrasi dan keuangan bagi pejabat Timor Leste.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka meningkatkan kerjasama perdagangan dan ekonomi kedua Negara, maka pada tanggal 29 April 2008 dengan disaksikan oleh Presiden RI dan Perdana Menteri Timor Leste di Istana Negara, Menteri Perdagangan RI dan Menteri Pariwisata, Perdagangan dan Industri Timor Leste telah menandatangani Perjanjian Perdagangan (Trade Agreement) RI-TL dan MoU Between the Ministry of Trade of the Republic of Indonesia and the Ministry of Turism, Commerce and industry of the Democratic republic of Timor Leste on Technical Cooperation on Trade.
Sebagai gambaran, total nilai perdagangan antara Indonesia dan Timor Leste pada tahun 2007 sebesar US$ 7,8 juta, menurun 74,73 % dibandingkan tahun 2006 sebesar US$ 30,7 juta. Total nilai perdagangan bilateral tahun 2007, merupakan nilai yang terendah selama lima tahun terakhir (2003-2007). Hal ini disebabkan karena hampir semua komoditi ekspor ke Timor Leste mengalami penurunan nilai bahkan beberapa komoditas tidak dieskpor lagi ke Timor Leste. Masalah politik yang melanda hubungan Indonesia dan Timor Leste yang pada akhirnya membuat tertutupnya exit-entry point di perbatasan Indonesia - Timor Leste banyak menyebabkan perdagangan secara lintas batas terhalang. Produk-produk seperti alat rumah tangga maupun kebutuhan bahan pokok seperti gula yang biasa diperdagangkan melalui perbatasan harus dikurangi ataupun dihentikan karena kondisi politik ini. Produk-produk ekspor utama Indonesia ke Timor Leste seperti television receivers mengalami penurunan sebesar 73%, tableware, kitchenware mengalami penurunan sebesar 100%, palm oil turun sebesar 100%, article of conveyance or parking of goods, of plastics juga mengalami penurunan sebesar 99%. Bahkan komoditi seperti cigars, cheroots, cigarillo, of tobacco sudah tidak dieskpor lagi di tahun 2007 ke Timor Leste. Semua komoditi tersebut biasa dibawa ke Timor Leste melalui jalan darat yaitu melalui perbatasan Indonesia dengan Timor Leste secara normal trade. Selain itu produk-produk Cina pun mulai memasuki pasar Timor Leste menambah persaingan produk Indonesia di Timor Leste. Diharapkan dengan ditandatanganinya kerjasama tersebut diatas maka nilai perdagangan kedua negara dimasa mendatang dapat lebih meningkat kembali
Total Ekspor Indonesia ke Timor Leste pada tahun 2007 hanya sebesar US$ 7,4 juta, turun sebesar 73,72% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2006 sebesar US$. 28,4 juta. SedangkanTotal impor Indonesia dari RDTL pada tahun 2007 hanya sebesar US$ 290 ribu atau menurun 87,29 % bila dibandingkan dengan peride yang sama tahun 2006 sebesar US$ 2,3 juta.
Komoditi ekspor utama Indonesia ke RDTL 2007 terdiri dari: television receivers (including video monitor) whether or not incur-porating radio-broadcasting; Artificial staple fibres, ot carded, combed or otherwise processed for spinning; Natural rubber, chicle and similar natural gums, in primary forms or in plates; New pneumatic tyres, of rubberbalatta cigars, cheroots sedangkan impor Indonesia dari Timor Leste pada tahun 2007 terdiri dari: coffee; ferrous waste and scrap;dan Copra.
MoU on Technical Cooperation on Trade diharapkan dapat ditindaklanjuti oleh unit terkait di lingkungan Departemen Perdagangan dan Instansi lainnya seperti Departemen Keuangan, Departemen Luar Negeri dan Bank Indonesia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar